KAB. GARUT ~ ( Kabar Nasionalis )
Di ruang kontrol yang dipenuhi monitor CCTV dan komputer, tujuh petugas duduk serius, menatap layar yang merekam setiap sudut Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut. Mereka adalah Tim OSINT (Open Source Intelligence), pasukan baru yang dibentuk Kalapas Garut, Rusdedy, untuk menjawab tantangan pengamanan di era digital.
“Sekarang keamanan lapas bukan hanya soal kunci dan jeruji. Kita harus mampu membaca pola perilaku, menelusuri jejak digital, bahkan memahami jaringan luar yang berhubungan dengan dalam. Itulah tugas OSINT,” ujar Rusdedy.
Petugas: tidak luput dari pengawasan. Profiling membantu memastikan integritas, mencegah potensi penyalahgunaan wewenang, atau keterlibatan dalam jaringan luar.
Pengunjung Keluarga: body scanner menyisir barang, sementara tim OSINT mengamati bahasa tubuh, percakapan, bahkan frekuensi kunjungan yang tak wajar.
Tamu Pembinaan & Tamu Dinas: dipastikan tujuan kedatangan murni sesuai agenda, tanpa ada upaya penyusupan atau celah keamanan.
Profiling diperkuat dengan teknologi modern.
CCTV merekam setiap gerakan, dianalisis untuk melihat pola berulang.
Body Scanner mengurai barang bawaan tanpa kontak langsung.
Jammer menutup celah komunikasi ilegal berbasis HP.
Analisis Digital menelusuri jejak di media sosial, marketplace, hingga berita online, membongkar jaringan kriminal yang masih aktif di luar.
Selain layar digital, Lapas Garut juga mengandalkan agent informasi—individu yang berperan sebagai mata dan telinga tambahan di lapangan. Mereka bisa berasal dari:
Internal: WBP tertentu yang sudah dibina untuk menjadi informan, memberikan gambaran suasana blok atau percakapan mencurigakan.
Petugas: yang bergerak dengan peran tersamar, mengumpulkan informasi tanpa menimbulkan kecurigaan.
Eksternal : jaringan kerja sama dengan aparat, Bapas, maupun masyarakat sekitar, yang melaporkan aktivitas mencurigakan terkait lapas.
Setiap data hasil OSINT dan agent informasi tidak berhenti di catatan. Semua diolah dalam bentuk laporan intelijen. Dari situ, pimpinan bisa mengambil langkah cepat: razia mendadak, pemindahan WBP, pengetatan pengawasan area rawan, atau koordinasi dengan Polri dan BNN.
“Kami tidak ingin hanya reaktif. Dengan OSINT, profiling, dan agent informasi, Lapas Garut bisa bergerak proaktif—mendeteksi sebelum masalah muncul,” tegas Rusdedy.
Pembentukan Tim OSINT ini menjadikan Lapas Garut sebagai pionir di lingkungan pemasyarakatan. Sistem keamanan tidak lagi hanya mengandalkan tembok dan gembok, melainkan jejaring informasi, teknologi digital, analisis perilaku, dan jaringan informan.
Di akhir shift malam, seorang anggota tim menutup laptopnya. “Pekerjaan kami mungkin tidak terlihat oleh publik,” katanya, “tapi kalau lapas ini tetap aman dan tertib, berarti mata digital dan agent informasi kami bekerja.Pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar